Jumat, 01 April 2011

Opini: Dusta Pemerintah Sengsarakan Rakyat

Dusta Pemerintah Sengsarakan Rakyat?
Oleh MAMDUH
Mahasiswa Perbankan Syariah IAIN Walisongo Semarang

Pemerintah telah menutup lembaran ekonomi tahun 2010 dengan laju pertumbuhan year on year sebesar 6,3%. Pertumbuhan tersebut begitu mengesankan didukung kestabilan nilai rupiah terhadap dollar Amerika Rp 9000 per dollar AS. Tahun 2010 juga diwarnai tingginya nilai Indeks Harga Saham Gabugan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia yang menyentuh level 3.700 an, ini merupakan kinerja pasar modal terbaik di Asia Pasifik sepanjang tahun lalu, sekaligus nilai terbaik yang pernah dicapai Indonesia sepanjang sejarah. Selain itu, pemerintah mengaku pertumbuhan ekonomi juga terjadi pada sektor mikro. Mereka merilis data tentang menurunnya angka kemiskinan dan meningkatnya lapangan kerja.

Sementara itu, para tokoh lintas agama menampik keras pengakuan pemerintah mengenai hal itu. Mereka melontarkan bola panas kepada pemerintahan SBY-Boediono, bahwa pemerintah telah melakukan kebohongan publik kepada ratusan juta masyarakat Indonesia. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi yang diklaim pemerintah belum dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Kesenjangan pendapatan dan kesejahteraan, demikian faktanya.

Harga barang kebutuhan pangan yang terus meningkat, mengakibatkan masyarakat kecil sulit memenuhi kebutuhan hidup. Sebut saja beras, cabe, bawang, gula, telur, ikan dan komoditas pangan lainnya, tengah mengalami kenaikan yang menggila.

Pemerintah dinilai lamban dalam mengatasi krisis pangan ini. Data yang dilansir Badan Pusat Stastik (BPS) per akhir januari 2011 menunjukkan harga pangan masih menguat, tercatat inflasi bulanan di kisaran 0,98%.

Sebuah ironi, ketika mendengar kabar terjadi fenomena aksi bunuh diri para individu di muka umum lantaran akibat faktor ekonomi yang kian menjepit. Dan begitu malangnya, enam anak di Jepara harus meregang nyawa akibat keracunan makan tiwul. Apakah ini yang dianggap oleh pemerintah sebagai kemakmuran di negeri surga sumber daya alam ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar