Jumat, 01 April 2011

Seputar Semarang: Harta Termahal Semarang yang Kian Terabaikan

Semarang yang begitu unik, istimewa, dan berharga dengan pelbagai bangunan kuno yang amat mahal, kian terabaikan. Misalnya saja Lawang Sewu, Gereja Blenduk, atau kawasan kota lama. Padahal, kawasan tersebut sangat berpotensial sebagai kawasan pariwisata yang tidak dimiliki kota lain. Harta Semarang tersebut teramat mahal bagi sebuah peninggalan sejarah untuk diabaikan. Pakar Perencana Kota dan Wilayah Ir. Widya Wijayanti mengatakan, kawasan kota lama Pecinan, Kauman, dan Kampung Melayu merupakan kesatuan yang unik, namun tidak sebanding dengan kondisi disana.

“Di Kampung Melayu kerap terjadi banjir dan rob yang merusak kawasan tersebut, meski diupayakan untuk melakukan perbaikan dengan peninggian jalan, tetap saja hasilnya nihil karena penyebabnya adalah drainase yang tidak beres. Sedangkan, perlu diketahui di Pecinan banyak sekali bangunan asli yang sudah dibongkar dan berubah bentuk, tapi tidak jelas ijinnya,” ungkapnya.

Kawasan kota lama yang dimiliki Semarang berbeda dengan kota lainnya. Semarang memiliki beberapa kelebihan dan keunikan, karena merupakan gabungan empat sub kawasan dengan ciri yang membentuk identitas masing-masing, yaitu Kawasan Benteng de Vijfhoek, Pecinan, Kanjengan-Johar-Masjid Besar Kauman, dan Kampung Melayu.

“Jujur saja di kota lain tidak ada yang memiliki kawasan kota lama seperti Semarang, misalnya saja Solo meski punya Pecinan, tapi tidak bisa hidup seperti disini,” kata Widya.
Kendati demikian, yang terjadi di Semarang, lanjut dia, sangat berbeda kondisi dengan di luar negeri. Sebab, kawasan kota lama disana dapat mengundang banyak turis, disamping wilayah tersebut juga bisa hidup dengan bisnisnya. Jika memang pemkot akan memberikan insentif, maka juga perlu mencari ahli yang benar.


Pasalnya, konservasi merupakan masalah yang serius. Untuk yang menangani juga harus tahu betul tentang teknis. Sehingga, sebuah kawasan yang akan direvitalisasi harus punya hal strategis menguntungkan bagi lingkungan. Sekarang, harta termahal Semarang itu hanya menunggu kebijakan pemerintah setempat bersama peran masyarakat untuk menyelamatkannya dari putaran waktu yang makin meleburkannya. (LIS diolah dari id.shvoong.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar